Selasa, 07 Oktober 2014

FILSAFAT MANUSIA : ETOS KERJA, SENI, BUDAYA, dan AGAMA

FILSAFAT MANUSIA
Etos Kerja, Seni, Budaya, dan Agama

Definisi Kerja 

Kerja atau pekerjaan merupakan segala kegiatan yang direncanakan, yang melibatkan pikiran dan kemauan yang sungguh-sungguh serta memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai. 

Dua Elemen Kerja 

Terdapat elemen subjek dan objek. Elemen subjek adalah potensi atau kekuatan yang melekat di dalam diri manusia. Elemen ini meliputi pikiran, keinginan, hati, kebebasan, kehendak, dan kemampuan. Elemen objektif merupakan sarana pendukung untuk merealisasikan pikiran, rencana, serta kehendaknya. Dua elemen tersebut sangat penting dalam kerja. 

Tiga Dimensi Kerja : 
  1. Dimensi Personal 
  2. Dimensi Sosial 
  3. Dimensi Etis
Etos Kerja 

Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. (Pelly, 1992:12)

Etos kerja dapat juga diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujudnyatakan melalui perilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003:2). 

Kerja Bermartabat

Kerja bermartabat merupakan komitmen setiap organisasi untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif dan positif sedemikian rupa agar tebangun hubungan kerja yang manusiawi. 

HAKIKAT SENI DAN ESTETIKA 

Seni atau kesenian dapat didefinisikan sebagai manifestasi budaya (priksa atau pikiran dan rasa; karsa atau kemauan; karya atau hasil dan perbuatan) manusia yang memenuhi syarat-syarat estetik. 

Seni dapat dibedakan menjadi : 
  • Seni sastra
  • Seni musik
  • Seni tari 
  • Seni rupa 
  • Seni drama atau teater
HAKIKAT AGAMA 

Agama berasal dari bahasa Sansekerta, "a" yang berarti tidak dan "gama" berarti kacau. Secara etimologis, agama berarti tidak kacau. Jadi, fungsi agama dalam pengertian ini adalah memelihara integritas dan seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya tidak kacau. 

Ketidakkacauan ini disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang moralitas, nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai, dan diberlakukan. 

Dalam bahasa Inggris agama berarti religion dan dalam bahasa latin berarti religio. Kedua kata ini berakar dari kata religare yang berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi (vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal. 

HAKIKAT BUDAYA 

Secara etimologis budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddiayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. 

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata Latin, colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.  Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam Bahasa Indonesia. 

Budaya dalam arti luas yaitu pancaran daripada budi dan daya. Seluruh apa yang dipikir, dirasa, dan direnung diamalkan dalam bentuk daya menghasilkan kehidupan. 

Budaya adalah cara hidup suatu umat. Budaya tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni suatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban. 

Sumber : Modul KBK Filsafat hlm. 132-161

SEMOGA BERMANFAAT !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar