Selasa, 30 September 2014

FILSAFAT MANUSIA : PENGETAHUAN DAN INTELEGENSI

FILSAFAT MANUSIA

Pengetahuan dan Intelegensi





PENGETAHUAN

Kompleksitas Pengetahuan Manusia

Pengetahuan merupakan nilai bagi makhluk yang mempunyainya baik bagi manusia, malaikat, maupun binatang. Pengetahuan adalah suatu kekayaan dan kesempurnaan. 

Pengetahuan dibagi menjadi dua, pengetahuan inderawi dan intelektif. Dikatakan inderawi lahir kalau ia mencapai secara langsung, melalui alat indera. Dikatakan inderawi batin ketika ia memperlihatkan pada kita dengan ingatan dan khayalan. 

Pengetahuan adalah : 
1. Perseptif, ketika muncul secara spontan
2. Reflektif, ketika membuat objek kodrat dari manusia realitas apapun juga. 
3. Diskursif, ketika memperhatikan suatu objek dari benda dengan prinsip seluruh-bagian, sebab-akibat, dan konsekuensi. 
4. Intuitif, ketika menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya. 
5. Induktif, ketika menarik yang universal dari individual
6. Deduktif, ketika menarik yang individual dari universal
7. Kontemplatif, ketika mempertimbangkan hal-hal dalam dirinya sendiri untuk dirinya sendiri. 
8. Spekulatif, ketika mempertimbangkan hal-hal dalam ide atau konsep-konsep tentang hal itu. 
9. Praktis, ketika mempertimbangkan hal-hal menurut cara mereka digunakan. 
10. Sinergis, ketika menggunakan seluruh keadaan dari subjek, keseluruhan organ dan kemampuan inderawi yang digunakan. 

Arti Pengetahuan 

Mengetahui merupakan kegiatan yang menjadikan subjek berkomunikasi secara dinamis dengan eksistensi dan kodrat dari "ada" benda-benda. 

Andaikan Pengetahuan 

A. Dari segi subjek, karakteristiknya : 
1. Keterbukaan : pengenal bisa menjadi sadar akan eksistensi dan kodrat realitas.
2. Kemampuan menyambut : objek yang dikenal mempengaruhi eksistensi subjek sendiri dan tinggal dalam bentuk gambar, ingatan, dan ide. 
3. Interioritas : adanya tempat dalam si pengenal dalam dirinya. 

B. Dari segi objek, karakterisitiknya : 
1. Terstruktur
2. Ditentukan
3. Mempunyai bentuk : esidos atau morphe (Yunani), species (Latin) yang berarti aspek dari suatu benda dan apa yang dibentuk oleh benda itu dan apa yang memberikan kepadanya dalam keadaan khas. 

INTELEGENSI

Istilah intelegensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (Latin). Intellegere terdiri dari kata intus yang berarti pikiran atau akal dan legere yang berarti membaca atau menangkap. Secara etimologis, intelegensi berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam. 

Bukan Intelegensi Manusia

1. Pengetahuan inderawi, pengetahuan yang dihasilkan oleh indera eksten kita saja. Kita melihat sesuatu objek, tetapi tanpa mengenal kodratnya bahkan tanpa mencoba mengerti. 
2. Estimasi dan Kogitatif, menangkap sesuatu objek berguna atau merugikan, melihat objek itu dengan menangkat tanpa arti fundamental. 

Apa yang Bukan Seluruh Intelegensi Manusia

1. Insight, karena hal yang ditangkap insight harus dibuktikan dan diverifikasikan melalui jalan penalaran atau refleksi. 
2. Penalaran, karena mulai dari suatu putusan untuk sampai pada suatu putusan lain. 

Sifat dan Objek Intelegensi Manusia :

1. Objektif
2. Mendalam
3. Terstruktur
4. Tak terbatas

Segala penegasan, penilaian, simpulan, dan penalaran kita didasarkan pada : 
1. Prinsip identitas
2. Prinsip alasan yang mencukupi
3. Prinsip kausalitas efisien

Kegiatan Intelegensi Manusia

Kondisi apakah suatu intelegensi yang terjelma berkegiatan: 
1. Intelegensi merupakan salah satu kemampuan manusia dan beroperasi dengan partisipasi semua kemampuan lain. 
2. Apa yang dimengertinya selalu dipahami. 
3. Tak bisa memahami sesuatu secara mendalam dengan seketika, melainkan secara progresif, memerlukan waktu dan mengandaikan adanya intervensi yang konstan dari daya ingat. 
4. Intelegensi melalui aktivitas dinamisme intelektual saja, perlu kehendak, keyakinan, keberanian, dan kesabaran. 
5. Untuk dapat mengerti dibutuhkan bantuan dan kolaborasi, perlu informasi terhadap sutu objek, bimbingan penelitian, berpikir dalam hubungan dengan orang-orang lain. 

Kodrat Intelegensi Manusia

1. Intelegensi merupakan suatu keterbukaan dan kemampuan menerima yang murni, ia bersifat tak berubah dan mengandung norma-norma yang stabil. 
2. Intelegensi suatu kemampuan yang dapat diisolasi suatu penentuan aksidental atau sekunder, ia meresapi, mengkarakterisasi, mengspesialisasi substansi. 
3. Intelegensi mendasari martabat yaitu kemampuan mutlak, yaitu mendasari otonomi dan kebebasannya 

Sumber : Buku Pembelajaran Filsafat KBK Blok Filsafat hlm. 115 - 121


SLIDE PRESENTASI oleh SPIRIT TO SHARE


  



SEMOGA BERMANFAAT :)

Jumat, 26 September 2014

FILSAFAT MANUSIA : KEBEBASAN

KEBEBASAN 



JIWA DAN KEBEBASAN 

Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya. 

Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas. 

Karena jiwa lah manusia menjadi makhluk bebas.

Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan dasar penting bagi humanisme. 

DETERMINISME 

Merupakan aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. 

Seluruh kegiatan manusia di dunia berjalan menurut keharusan yang bersifat deterministik : 
  • Determinisme Fisik - Biologis
  • Determinisme Psikologis 
  • Determinisme Sosial 
  • Determinisme Teologis 
KEBEBASAN SEBAGAI EKSISTENSI MANUSIA

Kelemahan determinisme : 
  1. Menyangkal sifat multidimensional dan paradoksal manusia.
  2. Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya. 
  3. Menafikan adanya tanggung jawab. 
ARGUMEN TENTANG KEBEBASAN SEBAGAI EKSISTENSI MANUSIA 
  1. Manusia hidup dalam "kemungkinan dapat" / berhadapan dengan pilihan berbeda bobot. 
  2. Adanya tanggung jawab. 
  3. Makna perbuatan moral ada pada kebebasan. 
ARTI KEBEBASAN 

Pengertian Umum : Kebebasan Negatif , tidak ada hambatan ( tidak ada paksaan, tidak ada halangan, dan tidak ada aturan ). Akan tetapi, ini bukan kebebasan eksistensial. 

Pengertian Khusus : Kebebasan Eksistensial 
  • Penyempurnaan diri 
  • Kesanggupan memilih dan memutuskan 
  • Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan 
Jenis-jenis kebebasan : 
  1. Kebebasan horizontal = berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan 
  2. Kebebasan vertikal = berkaitan dengan moral 
  3. Kebebasan eksistensial = kebebasan positif dan lambang martabat manusia 
  4. Kebebasan sosial = berkaitan dengan orang lain 
Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial :
  1. Melibatkan pertimbangan 
  2. Mengedepankan nilai kebaikan 
  3. Menghidupkan otonomi
  4. Menyertakan tanggung jawab
4 Alasan adanya pembatasan "kebebasan sosial":
  1. Menyertakan pengertian 
  2. Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial 
  3. Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat 
  4. Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial
Sumber : Slide Presentasi Filsafat 26 September 2014 dengan perubahan

Untuk lebih memahami materi KEBEBASAN. Kelompok kami, SPIRIT TO SHARE, membuat sebuah dialog imajinatif singkat tentang 2 Narapidana mengenai kebebasan.

Percakapan 2 Narapidana

Diceritakan ada 2 orang narapidana yang telah mendekam di penjara selama lebih dari 20 tahun. Suatu saat, tiba lah saat Narapidana 1 dinyatakan bebas. 

Malam sebelum hari kebebasan, di dalam sel

Narapidana 1 
Bro, akhirnya gua bebas juga.... 

Narapidana 2 
Kok lu senang banget ? 

Narapidana 1 
Iya lah !! Orang macam apa yang ga seneng dapet kebebasan ? 

Narapidana 2 
Lu yakin, Bro ? 

Narapidana 1 
Iya dong ! Apalagi ini berarti gua bisa ngelakuin apa pun yang gua suka... hahaha

Narapidana 2 
Lah... bukannya disini juga bisa, Bro ? Selama ini kita melakukan apa yang kita mau, ga pusing mikirin makanan lagi.. semua udah tersedia ! Kalau di luar sana.........

Narapidana 1 
Ah ! Sudahlah ! Lu cuma ngiri aja sama gua ! 

Narapidana 2 
Ya.... terserah lah.... 

Keesokan harinya, saat-saat yang ditunggu pun tiba, hari kebebasan Narapidana 1. Akan tetapi, kebebasan itu tidak bertahan lama. Beberapa hari kemudian, Narapidana 1 kembali masuk sel yang sama. 

Narapidana 2 
Lah.... ? Kenapa lu disini lagi ? 

Narapidana 1 
Iya, gua sengaja ngebunuh orang... 

Narapidana 2 
Kenapa ? Bukannya lu mau bebas supaya bisa ngelakuin apa pun yang lu mau ? 

Narapidana 1 
Ternyata lu bener, Bro. Bebas bukan berarti bebas ngelakuin apapun yang kita mau. Kebebasan itu ga ada. Semakin kita mencoba bebas, semakin erat "rantai" kehidupan menjerat kita. Mendingan disini... seengganya ga perlu mikirin soal makan. 

Akhirnya, kedua narapidana "tinggal" dalam sel untuk waktu yang sangat lama. 

--Selesai--

SEMOGA BERMANFAAT :)


FILSAFAT MANUSIA : MANUSIA DAN AFEKTIVITAS

MANUSIA DAN AFEKTIVITAS 



Yang membedakan manusia dan tumbuhan adalah afektivitasnya. Afektivitas lah yang membuat manusia berada di dunia dan berpartisipasi dengan orang lain. Afektivitas yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi, dan menjadi kreatif. Cara hadir kita di dalam dunia diperdalam oleh afektivitas yang merupakan suatu kegiatan yang kompleks. 

Bagaimana disposisi aktif dasariah si subjek terhadap objeknya ? 
Seluruh kehidupan afektif berputar pada dua kutub yang bertentangan satu sama lain : mengarah pada objek karena menyukainya atau berpaling darinya karena menganggapnya buruk. 

Cinta merupakan buah positif dari afektivitas, sedangkan benci merupakan buah negatif dari afektivitas. Sebenarnya cinta lah yang paling dasariah. 

Sikap mana yang diambil afektivitas berhadapan dengan objek ? 
Terhadap objek yang berguna, subjek mencintainya. Ini disebut cinta utilitaris/bermanfaat.

Bagaimana sikap subjek dapat ditentukan secara afektif oleh objeknya ? 
Dibedakan perasaan dan emosi : Kehidupan afektif memperlihatkan macam-macam cara yang berbeda-beda menurut bagaimana subjek menguasai objek. Keadaan afektif yang berbeda-beda ini disebut 'hasrat-hasrat jiwa'. (Thomas Aquinas)

Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas yang disebut 'suasana hati'. Orang bersuasana hati baik bila semua kemampuan bekerja dengan baik. 

APA YANG BUKAN PERBUATAN AFEKTIF ? 

Cinta membuktikan diri dalam perbuatan. Cinta selalu mendahului perbuatan. 

Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa. Padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tetapi juga menyangkut hal yang spiritual. 

APA YANG MERUPAKAN PERBUATAN AFEKTIF ?

Hidup afektif / afektivitas adalah seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subjek sehingga subjek ditarik oleh objek atau sebaliknya. 

Perbuatan afektif sedikit mirip dengan 'perbuatan mengenal' karena dianggap vital / manen. Akan tetapi, perbuatan afektif berbeda dengan .perbuatan mengenal' karena perbuatan afektif itu lebih pasifm sedangkan 'perbuatan mengenal' harus membuka pintu hati. 

KONDISI AFEKTIVITAS MANUSIA

Agar ada afektivitas perlu suatu ikatan kesamaan antara subjek dan objek perbuatan afektifnya. 

Apakah kesenangan harus dicurigai ? Saya hidup dibawah 'cara afektif' kesenangan, bila saya sungguh bersatu dalam perasaan dan pikiran dengan apa yang baik bagi saya.

CATATAN TENTANG CINTA AKAN DIRI, SESAMA, DAN TUHAN

Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka tidak baik. Padahal cinta akan diri sendiri ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh. 

Egoisme menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egois hanya mengambil keuntungan dari apa saja. 

Jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/hati, tidakkah itu sama dengan mengasingkan diri dari diri sendiri ? 
Tidak. Tuhan tidak melawan kita. Ia transenden dan Imanen. 

St. Agustinus : Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. Ia : dasar dalam mana semua manusia saling berkomunikasi. Makin saya mendekati orang lain, makin saya mendekati Tuhan. 


Sumber : Slide Presentasi Filsafat 26 September 2014 dengan perubahan

SEMOGA BERMANFAAT :)





Kamis, 25 September 2014

FILSAFAT MANUSIA ( JIWA DAN BADAN)

FILSAFAT MANUSIA 
Jiwa dan Badan 

Badan dan Jiwa 
Satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. Kesatuan keduanya membentuk keutuhan pribadi manusia. 

Pembahasan : 
1. Dua aliran yang melihat badan dan jiwa secara bertolak belakang : monisme dan dualisme
2. Tanggapan terhadap kedua aliran 
3. Pengertian dan hakikat badan dan jiwa

Monisme 
Aliran yang menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yang terpisah. Badan dan jiwa adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yang membentuk pribadi manusia. 

3 bentuk aliran dalam monisme : 
1. Materialisme : menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada (fisikalisme)
2. Teori identitas : menekankan hal berbeda dari materialisme, tetapi mengakui aktivitas mental manusia. Badan dan jiwa merupakan elemen yang sama. 
3. Idealisme : Ada hal yang tidak dapat diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai, dan makna. 

Dualisme 
Aliran ini melihat bahwa badan dan jiwa adalah dua elemen yang berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dalam pengertian dan objek. 

4 cabang aliran dualisme : 
1. Interaksionisme : fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa. 
2. Okkasionalisme : memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubungan badan dan jiwa. 
3. Paralelisme : sistem kejadian ragawi terdapat di alam sedangkan sistem kejiwaan ada pada jiwa manusia. 
4. Epifenomenalisme : melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi saraf. 

Tanggapan singkat terhadap kedua aliran : 

1. Pandangan monisme bertentangan dengan hakikat manusia sesungguhnya. Plato berkata, badan dan jiwa punya sifat yang beda. Badan sementara, sedangkan jiwa abadi. Kelemahan materialisme : tidak bisa melihat bahwa pengalaman bersifat personal. 

2. Pandangan dualisme, khususnya paralelisme yang mengatakan bahwa badan dan jiwa adalah dua hal yang terpisah, tidak terkait satu sama lain, sulit diterima. 

BADAN MANUSIA 

Badan : elemen mendasar dalam membentuk pribadi manusia. 

Menurut pandangan tradisional, badan merupakan kumpulan entitas material yang membentuk makhluk. Mekanisme gerakan badan bersifat mekanisitik. Pandangan ini tidak memberikan pandangan utuh tentang manusia. Badan harus dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan. Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri. (Gabriel Marcel)

Hakikat badan bukan pertama-tama terletak pada dimensi materialnya, tapi dalam seluruh aktivitas entitas yang terjadi dalam badan : tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll. 

JIWA MANUSIA 

Badan manusia tidak memiliki apa-apa tanpa jiwa. Tidak ada keakuan bila dilepaskan dari jiwa. Dalam pandangan tradisional, jiwa adalah makhluk halus, tidak bisa ditangkap indera. Konsep in menempatkan jiwa di luar hakikat manusia. Ini ditolak. Jiwa harus dipahami sebagai kompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya. 

James P. Pratt menunjukkan ada 4 kemampuan dasar jiwa manusia: 
1. Menghasilkan kualitas penginderaan. 
2. Mampu menghasilkan makna yang berasal dari penginderaan khusus. 
3. Mampu memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan. 
4. Memberi tanggapan pada proses yang terjadi dalam pikiran demi kebaikan. 

Agustinus berpendapat bahwa manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karena dorongan dari jiwa. 

Sumber : Slide Presentasi Filsafat tanggal 25 September 2014 dengan penyederhanaan. 




Semoga bermanfaat :)


FILSAFAT MANUSIA (SEBUAH PENGANTAR)

Postingan kali ini mengenai materi PENGANTAR FILSAFAT MANUSIA :) Selamat membaca :)




FILSAFAT MANUSIA
Sebuah Pengantar

Apa itu Filsafat Manusia ? 
Kegiatan mengupas apa arti manusia / menyoroti hakikat atau esensi manusia

Memikirkan tentang : 
1. Asal-usul kehidupan (The origin of human life)
2. Hakikat hidup manusia (The nature of human life)
3. Realitas eksistensi manusia

Filsafat manusia menanyakan pertanyaan krusial tentang dirinya sendiri dan secara bertahap memberikan jawan bagi diri sendiri. 

Istilah terkait filsafat manusia : 

Dulu : 
1. Psikologi Filosofis
2. Psikologi Rasional 

Sekarang :
1. Filsafat manusia
2. Antropologi Filosofis

Mengapa istilah ini lebih tepat ? 
Keutuhan tak hanya mempelajari jiwa, tapi tubuh dan jiwa, roh dan daging. 

Apa perlunya mempelajari filsafat manusia ? 
1. Manusia adalah makhluk yang mampu dan wajib menyelidiki arti yang dalam dari yang ada. 
2. Manusia bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. 

Relevankah Filsafat manusia ? 
Ya, manusia itu dinamis, penuh misteri, dan paradoksal
Alasan : 
1. Dengan bertanya, manusia mewujudkan hakikat kemanusiaannya.
2. Dengan mendalami manusia, manusia mengenal dirinya lebih baik. 
3. Sebagai konsekuensi dari nomor 2. 

Metode yang digunakan : 
Refleksi, analisa transendental dan sintesa juga ekstensif, intensif, dan kritis. 

Objek Filsafat Manusia : 

Material : manusia 
Formal : Esensi manusia dan strukturnya yang fundamental 

Darimana datangnya pertanyaan mengenai manusia ? 
1. Kekaguman 
2. Ketakjuban 
3. Frustasi 
4. Delusi 
5. Pengalaman Negatif

Sekian dulu postingan tentang pengantar Filsafat manusia. SEMOGA BERMANFAAT !!! :)


Sumber : Slide Presentasi Filsafat 23 September 2014 diunduh pada tanggal 25 September 2014 dengan perubahan. 


ETIKA dan MORAL

Salam Sejahtera, 

Akhirnya baru bisa ngepost lagi hari ini setelah kemarin-kemarin hectic belajar buat UTS yang akhirnya ga bisa juga sih ha ha. Tapi gapapa, biarkanlah kesusahan kemarin jadi kesusahan kemarin. hehehe Hari ini yang saya bagikan adalah materi tentang ETIKA DAN MORAL yeee... Selamat Membaca 



Sumber Materi : Slide Presentasi Filsafat 22 September 2014 diunduh pada tanggal 25 September dengan perubahan.

ETIKA 

Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani Ethos yang berarti watak. Sedangkan moral berasal dari kata Latin Mos (tunggal), moris (jamak) artinya kebiasaan. Jadi, etika atau moral dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kesusilaan. 

Objek material dari etika adalah tingkah laku dan perbuatan manusia. 

Objek formal dari etika adalah kebaikan dan keburukan dari tingkah laku tersebut.

Etika dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Etika Perangai 



Adat istiadat atau perilaku yang menggambarkan perangai manusia 
dalam hidup bermasyarakat di daerah- daerah tertentu, pada waktu 
tertentu pula.

Contoh : berbusana adat, pergaulan muda-mudi, dll. 

2. Etika Moral

Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar  
berdasarkan kodrat manusia.

Contoh : berkata jujur, menghargai hak orang lain, dll.

Arti Etika

Etika sebagai ilmu

  “Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.”

Etika sebagai kode etik

  “Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”

Etika sebagai sistem nilai

  “Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”

Tujuan Belajar Etika : 

Untuk menyamakan nilai perbuatan baik dan buruk bagi setiap 
manusia dalam ruang dan waktu tertentu. 

Sistematika Etika :

1. De Vos (1987)

ETIKA:

•Etika Deskriptif

  1. Sejarah Kesusilaan

  2. Fenomenologi Kesusilaan

•Etika Normatif

2. K. Bertens (1993)

ETIKA:

•Etika Deskriptif

•Etika Normatif

  1. Etika Umum

  2. Etika Khusus

•Metaetika


Franz Magnis-Suseno (1991)

ETIKA:

•Etika Umum

•Etika Khusus

  - Etika Individividual

  - Etika Sosial:  - Sikap terhadap sesama

                             - Etika keluarga

                             - Etika profesi:  -biomedis                                                                                       -bisnis
                                                         -hukum
                                                         -ilmu pengetahuan
                                                         - dll
                             - Etika politik

                             - Etika lingkungan hidup

                             - Kritik ideologi-ideologi

ETIKA DESKRIPTIF

1.  Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas. 
   Misalnya: adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
2. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.

FENOMENOLOGI KESUSILAAN 
1. Fenomenologi kesusilaan mencari makna kesusilaan dari gejala- gejala kesusilaan.
2. Ilmu pengetahuan ini melukiskan kesusilaan sebagaimana adanya, mempertanyakan apakah yang merupakan hakikat kesusilaan.

ETIKA NORMATIF
Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.

METAETIKA
Persoalan yang menyangkut metaetika adalah persoalan yang rumit. Pertanyaan tentang hakikat keadilan, hakikat ketidakadilan, bahkan hakikat kebaikan dan keburukan, kerap kali pertanyaan seperti ini tidak bisa dijawab secara memuaskan.

ETIKA UMUM 
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang berlaku 
bagi segenap tindakan manusia.

ETIKA KHUSUS
Etika khusus membahas prinsip-prinsip moral dasar itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam pelbagai lingkup kehidupannya; atau, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar pada setiap bidang kehidupan manusia.

ETIKA PROFESI 
Etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut

KODE ETIK 
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

TUJUAN KODE ETIK :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

ALIRAN DALAM ETIKA 

Eudemonisme: (Yunani= eu+daimon= roh atau semangat yang baik). Pandangan aliran ini menekankan bahwa kebaikan tertinggi manusia terletak pada kebahagiaan atau situasi yang secara umum baik

Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia. 

Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain. 

Utilitarianisme:  (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Aliran ini menyatakan bahwa tindakan yg baik adalah tindakan yg sebesar-besarnya bagi manusia yang sebanyak-banyaknya. Dengan kata lain segala sesuatu yang berguna selalu dianggap baik.

Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral.

Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.

BEDA ETIKA DAN MORAL 

Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.


AMORAL DAN IMMORAL

Amoral:

Tidak berhubungan dengan konteks moral, di luar suasana etis , non-moral

Immoral:

Bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk, tidak etis


PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET
ETIKA
ETIKET
1. Menetapkan norma perbuatan,
    apakah boleh dilakukan atau
    tidak, misal: masuk rumah orang
    lain tanpa izin.
1. Menetapkan cara melakukan
    perbuatan, menunjukkan cara
    yang tepat, baik, dan benar
    sesuai dengan yang diharapkan
2. Berlaku tidak bergantung pada 
    ada tidaknya orang lain, misal
    larangan  mencuri selalu berlaku, 
    baik ada atau tidak orang lain.
2. Berlaku hanya dalam pergaulan,
    jika tidak ada orang lain etiket
    tidak berlaku.
3. Bersifat absolut, tidak dapat
    ditawar-tawar, misal: jangan
    mencuri, jangan membunuh
3. Bersifat relatif, dianggap tidak
    sopan dalam suatu kebudayaan
    dapat dianggap sopan dalam
    kebudayaan lain.
4. Memandang manusia dari segi
   dalam <batiniah>
4. Memandang manusia dari segi
    luar <lahiriah>