Kamis, 18 September 2014

Metafisika dan Aksiologi

Ya, materi hari kedua... dan saya tetap terbaring lemas di tempat tidur, bedanya sekarang sudah di tempat tidur saya sendiri. Saya mencoba membaca dan memahami pelajaran hari ini, tetapi saya masih belum bisa memahami konsep metafisika. *maaf Pak* Akan tetapi, saya tetap berusaha merangkumnya. Semoga apa yang saya bagikan hari ini dapat dimengerti :")

PEMBAGIAN CABANG FILSAFAT SECARA UMUM
  1. Epistemologi: Filsafat ilmu pengetahuan
  2. Metafisika: Ontologi, Kosmologi, Teologi metafisik, Antropologi
  3. Logika: Ilmu berpikir kritis
  4. Etika: Filsafat tingkah laku
  5. Estetika: Filsafat keindahan
  6. Aksiologi: Filsafat Nilai
  7. Filsafat Khusus berbagai disiplin ilmu: Fils. Pendidikan, Fils. Agama, Fils. Hukum, Fils. Ekonomi, dll.
METAFISIKA
Etimologismeta ta physika = sesudah fisika. Istilah Andronikos dari Rhodes untuk 14 buku Aristoteles yg ditempatkan sesudah fisika (8 buku). Aristoteles sendiri menyebut filsafat pertama (metafisika) dan filsafat kedua (fisika).
Beragam arti metafisika:
  •   upaya mengkarakterisasi realitas sebagai keseluruhan.
  •   usaha menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas.
  •   (umum) pembahasan falsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
Pembagian metafisika:
Metafisika umum (ontologi) dan metafisika khusus yang meliputi: kosmologi, teologi metafisik, filsafat Antropologi
A. METAFISIKA UMUM (ONTOLOGI)
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dengan cara memisahkan eksistensi dari penampilan eksistensi itu
Tiga Teori Ontologis :
  • Idealisme : ada sesungguhnya berada di dunia ide, yang tampak nyata dalam alam indrawi hanyalah bayangan dari yang sesungguhnya
  • Materialisme : menolak hal yang tak kelihatan
  • Dualisme : tipe fundamental substansi adalah materi (secara fisis) dan mental (tidak kelihatan secara fisis)
B. METAFISIKA KHUSUS (TEOLOGI METAFISIK)
Kosmologi: (kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu) percakapan tentang alam/ketertiban paling fundamental dari seluruh realitas.
  • Memandang alam sebagai totalitas dari fenomena. Yang disoroti: ruang dan waktu, perubahan, kebutuhan, keabadian dengan metode rasional.
Teologi metafisik: dikenal dengan theodicea yang membahas kepercayaan pada Allah di tengah realitas kejahatan yang merajalela di dunia.
  • Membahas eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama
AKSIOLOGI
Aksiologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu axios (Nilai) dan logos (Ilmu). Nilai berkaitan dengan kegunaan.
Aksiologi merupakan cabang Filsafat yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya.
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentangbaik dan burukbenar dan salah, serta tentang cara dan tujuan dari perbuatan manusia. Aksiologi merumuskan suatu teori yang konsisten mengenai perilaku etis.
Nilai yang dimaksud dalam aksiologi  adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
A. FAKTA DAN NILAI
Untuk menjelaskan lebih jauh apa nilai, perlu dibedakan dengan fakta. Fakta = sesuatu yang ada secara nyata, berlangsung begitu saja. Sementara nilai sebagai sesuatu yang berlaku, sesuatu yang memikat/mengimbau kita.
Nilai berperanan dalam suasana apresiasi, sementara fakta ditemui dalam konteks deskripsi. Fakta dapat dilukiskan secara objektif. Misal. letusan gunung Merapi. Letusan bisa  punya nilai bagi seorang, tidak bagi yang lain.
Fakta selalu mendahului nilai, duluan fakta baru penilaian atas fakta tersebut.
3 ciri-ciri nilai:
  • Nilai berkaitan dengan subjek
  • Nilai tampil dalam konteks praktis
  • Nilai menyangkut  sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
B. NILAI MORAL
Setiap nilai memperoleh bobot moral  bila diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Kejujuran sebagai nilai moral menjadi kosong, bila tidak diikutsertakan dengan nilai  lain seperti nilai ekonomis.
Nilai dibagi dlm 4 kelompok: 1) Nilai yg menyangkut kesenangan dan ketidaksenangan terdapat dalam objek yg perpadanan dengan makhluk punya indera. 2) Nilai-nilai vitalitas – perasaan halus, kasar,  luhur dll, 3) nilai rohani spt nilai estetis (bagus jelek) benar salah (tidak terikat pada permasalah inderawi), 4) Nilai Religius spt yg kudus dan tidak kudus menyangkut objek absolut.
Ada suatu hierarki dari pengelompokkan 4 nilai tersebut: nilai vital lebih tinggi dr nilai kesenangan, nilai rohani lebih tinggi dr nilai vital, dst.
Ciri-ciri nilai moral: 1) Berkaitan dengan tanggungjawab kita sbg manusia. Nilai moral bs diwujudkan dlm perbuatan  yg sepenuhnya jd tanggungjawab.2) Berkaitan dg hati nurani, 3) Mewajibkan, mis nilai moral mewajibkan scr absolut, 4) Bersifat formal: tdk ada nilai moral yg ‘murni’ terlepas dari nilai lain.
Nilai moral memiliki kekuatan besar yg memaksa utk menerimanya, walaupun bertentangan dg hasrat kecenderungan dan kepentingan pribadi kita.
C.PEMBAGIAN AKSIOLOGI
Aksiologi dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1) Etika (Filsafat Etika)
  • Etika mengkaji tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
  • Contohnya tindakan yang membedakan benar salah menurut moral, putusan moral bertindak sewenang-wenang atau bertindak sekehendak hati.
  • Etika digunakan untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lainnya.
  • Etika sebagai filsafat yang memuat pendapat, norma, dan istilah moral.
  • Etika sebagai aturan sopan santun dalam pergaulan.
2) Estetika (Filsafat keindahan)
  • Estetika mengkaji tentang prinsip-prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, yang mengkaji apa tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, bagaimana kita bisa mengenal karya besar seni.
  • Estetika berkenaan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya
D. OBJEKTIVITAS DAN SUBJEKTIVITAS NILAI
Nilai itu kadang-kadang bersifat objektif, namun kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Nilai menjadi subjektif apabila subjek berperan dalam memberikan penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukurnya.
E. PERANAN NILAI BAGI KITA
  1. Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia.
  2. Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
  3. Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
  4. Memperkuat identitas kita sebagai manusia.
Sumber : Slide Presentasi Filsafat 16 September 2014; diunduh pada tanggal 17 September 2014 dengan perubahan.

Semoga Bermanfaat :):)



4 komentar: