EPISTEMOLOGI
Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.
Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan :
a. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman
b. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
c. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).
Sifat Epistemologi
•Secara kritis àmempertanyakan/menguji cara kerja,pendekatan, kesimpulan yg ditarik dlm kegiatan kognitif manusia
•Secara normatif àmenentukan tolok ukur/norma penalaran tt kebenaran pengetahuan
•Secara evaluatif àmenilai apakah suatu keyakinan,pendapat suatu teori pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan akurat
Dasar dan Sumber Pengetahuan
1. pengalaman manusia
2. ingatan
(memory)
3. Penegasan tt apa yang
diobservasi
(kesaksian )
4. Minat dan rasa
ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logikaà berpikir tepat dan logis
7. Bahasaà ekspresi pemikiran manusia melalui ujaran / tulisan
8. Kebutuhan hidup manusia à mendorong terciptanya iptek
Teori Kebenaran
a. Teori kebenaran korespondensi
Kebenaran akan terjadi apabila subjek yakin bahwa objek sesuai dengan kenyataannya
b. Teori kebenaran koherensi
Kebenaran akan terjadi apabila ada kesesuaian pendapat dari beberapa subjek terhadap objek
c. Teori kebenaran pragmatik
Kebenaran akan terjadi apabila sesuatu memiliki kegunaannya
d. Teori kebenaran konsensus
Kebenaran konsensus akan terjadi apabila ada kesepakatan yang
disertai alasan tertentu
e. Teori kebenaran semantik
Kebenaran semantik akan terjadi apabila
orang mengetahui dengan tepat tentang arti suatu kata
KEBENARAN
Pengetahuan bisa dinilai benar atau salah, karena pengetahuan pada dasarnya merupakan gabungan dan perpaduan dari sistem pernyataan.
Secara umum kebenaran biasanya dimengerti sebagai kesesuaian antara apa yang dipirkan dan atau dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Kata Yunani untuk kebenaran adalah alètheia yang berarti “ketaktersembunyiaan adanya” atau "ketersingkapan adanya"
Menurut kaum Positivisme Logis, kebenaran dibedakan menjadi dua, yaitu kebenaran faktual dan kebenaran nalar.
1.Kebenaran faktual adalah kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual di dunia nyata sebagaimana dialami manusia (yang biasanya diukur dengan dapat atau tidaknya secara inderawi)
Misalnya bumi bulat sebagai pernyataan yang memiliki kebenaran faktual atau tidak, pada prinsipnya harus bisa diuji kebenarannya berdasarkan pengamatan inderawi.
2.Kebenaran nalar adalah kebenaran yang bersifat tautologis (pengulangan gagasan) dan tidak menambah pengetahuan baru mengenai dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya guna untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia ini.
Menurut Thomas Aquinas, kebenaran dibedakan menjadi dua, yaitu kebenaran ontologis dan kebenaran logis.
1.Kebenaran ontologis
merupakan kebenaran yang
terdapat dalam kenyataan, entah spiritual atau
material, yang meskipun ada kemungkinan untuk diketahui.
2.Kebenaran logis sebagai kebenaran yang terdapat dalam akal budi manusia si penahu, dalam bentuk adanya kesesuaian antara akal budi dengan kenyataan.
Kekeliruan dan Kesahihan
Faktor-faktor yang menyebabkan kekeliruan :
1. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau keseluruhan proses kegiatan mengetahui
2. Sikap takut salah yang keterlaluan atau sebaliknya sikap terlalu gegabah dalam melangkah. Sikap yang pertama menyebabkan orang menganggap belum cukup bukti untuk dapat menerima kebenaran padahal sebenarnya sudah cukup, sedangkan sikap yang kedua terlalu cepatr merasa cukup menegaskan benar atau salah, padahal belum cukup bukti.
3. Kerancuan atau kebingungan akibat emosi, frustasi, perasaan yang entah mengganggu konsentrasi atau membuat kurang terbuka terhadap bukti-bukti yang
tersedia.
4. Prasangka dan bias-bias, baik individu maupun sosial.
5. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan
logika.
Sumber : Slide Presentasi Filsafat 18 September 2014 ; diunduh pada tanggal 18 September 2014 dengan perubahan.
lu bkin tulisan selalu padat dan jelas yah,,, hahaha.. bagus.. 88 yah
BalasHapusjelas banget isi blognya hahaha 90 rey :)
BalasHapusbagus rey.. 95 ya
BalasHapusoke bgt yang ini rey hehe 90 yaa
BalasHapusnice blog ray 90 yaaah
BalasHapus