Kamis, 18 September 2014

Epistemologi dan Kebenaran

Kesehatan saya hari ini sudah mulai membaik... sedikit. Akan tetapi, hari ini saya merasa lebih bersemangat untuk belajar. Waktu pertama membuka lembar slide, *jengjeng* epistemologi ... ilmu pengetahuan tentang ilmu pengetahuan. *oke saya masih demam* Setelah saya membaca lembar demi lembar, akhirnya saya bisa sedikit memahami.... ya walaupun sedikit sih... tapi tidak apa-apa... saya yakin suatu saat pasti bisa. Ini dia rangkumannya :))

EPISTEMOLOGI


Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.


Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan :


a. Empirisme


Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman


b. Rasionalisme


Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran


c. Fenomenalisme


Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah mempunyai pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).

Sifat Epistemologi



Secara kritis        àmempertanyakan/menguji cara kerja,pendekatan, kesimpulan yg ditarik dlm                                 kegiatan kognitif manusia  
Secara normatif àmenentukan tolok ukur/norma penalaran tt kebenaran pengetahuan

Secara evaluatif àmenilai apakah suatu keyakinan,pendapat suatu teori pengetahuan dapat                                     dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya secara logis dan                                                 akurat

Dasar dan Sumber Pengetahuan 
1. pengalaman manusia
2. ingatan (memory)
3. Penegasan tt apa yang diobservasi (kesaksian )
4. Minat dan rasa ingin tahu
5. Pikiran dan penalaran
6. Logikaà berpikir tepat dan logis
7. Bahasaà ekspresi pemikiran manusia melalui ujaran / tulisan
8. Kebutuhan hidup manusia à mendorong terciptanya iptek

Teori Kebenaran 
a. Teori kebenaran korespondensi
    Kebenaran akan terjadi apabila subjek  yakin bahwa objek sesuai dengan kenyataannya
b. Teori kebenaran koherensi
    Kebenaran akan terjadi apabila ada kesesuaian pendapat dari beberapa subjek terhadap objek
c. Teori kebenaran pragmatik
    Kebenaran akan terjadi apabila sesuatu memiliki kegunaannya
d. Teori kebenaran konsensus
    Kebenaran konsensus akan terjadi apabila ada kesepakatan yang disertai  alasan tertentu
e. Teori kebenaran semantik
    Kebenaran semantik akan terjadi apabila orang mengetahui dengan tepat tentang arti suatu kata

KEBENARAN
Pengetahuan bisa dinilai benar atau salahkarena pengetahuan pada dasarnya merupakan gabungan dan perpaduan dari sistem pernyataan
Secara umum kebenaran biasanya dimengerti sebagai kesesuaian antara apa yang dipirkan dan atau dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguhnya.

Kata Yunani untuk kebenaran adalah alètheia yang berarti “ketaktersembunyiaan adanya” atau "ketersingkapan adanya"


Menurut kaum Positivisme Logis, kebenaran dibedakan menjadi dua, yaitu kebenaran faktual dan kebenaran nalar.

1.Kebenaran faktual adalah kebenaran tentang ada tidaknya secara faktual di dunia nyata sebagaimana dialami manusia (yang biasanya diukur dengan dapat atau tidaknya secara inderawi)
      Misalnya bumi bulat sebagai pernyataan yang memiliki kebenaran faktual atau tidak, pada prinsipnya harus bisa diuji kebenarannya berdasarkan pengamatan inderawi.

2.Kebenaran nalar adalah kebenaran yang bersifat tautologis (pengulangan gagasan) dan tidak menambah pengetahuan baru mengenai dunia, tetapi dapat menjadi sarana yang berdaya guna untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang dunia ini.

Menurut Thomas Aquinas, kebenaran dibedakan menjadi dua, yaitu kebenaran ontologis dan kebenaran logis.

1.Kebenaran ontologis merupakan kebenaran yang terdapat dalam kenyataan, entah spiritual atau material, yang meskipun ada kemungkinan untuk diketahui

2.Kebenaran logis sebagai kebenaran yang terdapat dalam akal budi manusia si penahu, dalam bentuk adanya kesesuaian antara akal budi dengan kenyataan.

Kekeliruan dan Kesahihan

Faktor-faktor yang menyebabkan kekeliruan :


1. Sikap terburu-buru dan kurang perhatian dalam salah satu tahap atau keseluruhan proses  kegiatan mengetahui

2. Sikap takut salah yang keterlaluan atau sebaliknya sikap terlalu gegabah dalam melangkah. Sikap yang pertama menyebabkan orang menganggap belum cukup bukti untuk dapat menerima kebenaran padahal sebenarnya sudah cukup, sedangkan sikap yang kedua terlalu cepatr merasa cukup menegaskan benar atau salah, padahal belum cukup bukti.

3. Kerancuan atau kebingungan akibat emosi, frustasi, perasaan yang entah mengganggu konsentrasi  atau membuat kurang terbuka terhadap bukti-bukti yang tersedia.

4. Prasangka dan bias-bias, baik individu maupun sosial.

5. Keliru dalam penalaran atau tidak mematuhi aturan-aturan logika.

Sumber : Slide Presentasi Filsafat 18 September 2014 ; diunduh pada tanggal 18 September 2014 dengan perubahan.

Semoga Bermanfaat :)

5 komentar: